Belajar Hidup Santai


Diberdayakan oleh Blogger.
Sebagian Artikel di Blog ini adalah Milik Teman-Teman Bloger, Mohon Maaf Jika Link tidak Disertakan

Sabtu, 30 Juli 2011

Parompa Sadun Kiriman Ibu

Kembali rasa pedas itu membikin merah dan menggetarkan kedua matanya. Rasa itu pula yang kemudian menghimpun kesedihannya, lantas butir-butir air—hangat dan berasa garam—menghilir ke pipinya yang letih. Hembus napasnya berderak, dadanya sesak! Macam ada bongkahan bertaring yang kian detak kian membengkak. Oihdah, selalu ada pedih yang tak terkisahkan selain dengan lantak air mata.
Semestinya Lamrina layak bersukacita. Bukankah hari ini telah dilangsungkan acara manjagit parompa, juga penabalan nama anaknya yang pertama? Memang sepanjang siang sampai petang menjelang, di bibirnya berpucuk senyum mengembang. Sesekali ia betulkan posisi tidur Uli yang baru berusia dua puluh delapan hari. Pada kesempatan lain ia sibuk membujuk bayinya yang mengoak. Tapi pulas lagi usai bergelayut di lemak dada Lamrina.
Acara berlangsung meriah dan hikmat. Dengan senang hati ia sambut kerabat dan tetangga dekat. Para tamu silih berganti datang dan pulang. Mereka menyampaikan kata selamat, mengayunkan salam, memberi pelukan, dan berebut mencium pipi si buah hati. Di antara mereka ada yang meninggalkan bingkisan di sisi Uli. Sebagian lagi menyelipkan amplop berisi uang ke tangan Lamrina.
Namun ada alasan mengapa diam-diam Lamrina tak mampu menahan sesak yang berombak di dadanya. Seperti kini, ketika keramaian berganti lengang. Ketika denting piring-sendok hening, ia pun selalu gagal memenggal serbuan peristiwa yang hinggap di kepala. Peristiwa-peristiwa yang bersinggungan mengail-ngail air mata dari sepasang danau keruh di lereng dahinya. Ia pun bersekutu dengan tangis!
Pun ketika ia melipat parompa sadun kiriman ibu, buah air yang bening itu meleleh lagi. Berderai di pipi yang pasi. Sungguh Lamrina tak ingin meriakkan air muka kesedihan. Tapi selekas apa pun ia menyeka linangan di pipinya, lebih lekas lagi air mata mencipta telaga. Lalu bergulir membasahi parompa sadun di pangkuannya. Jemarinya memintali rumbai parompa yang menjulur. Tapi tentu itu tak membantu meniup debu keperihan dari mata hatinya.
Parompa sadun, sebidang kain tenun adat berbentuk persegi panjang (mirip ulos Batak Toba)! Inilah sumber sebab yang membikin Lamrina dua bulan ini gelisah. Perasaannya bagai kapal pecah, kacau belah. Tak tentu antara gembira, bersalah, atau durhaka pada ibu, dan entahlah! Kalau tidak silap, usia kandungan Lamrina delapan bulan saat paket berisi salendang adat itu datang.
Hmm, ia menarik napas, berat. Udara ibarat berserat. Ia pandangi parompa sadun yang batal dimasukkan ke lemari. Bahkan perlahan ia buka lagi lipatannya, dan dihamparkan di atas springbed. Seketika Lamrina terkenang kampung halamannya, Sabatolang, daerah Sipirok-Tapsel. Ia pun terkenang pula dengan riuh sukacita acara manjagit parompa, acara adat Angkola menyambut kelahiran anak sulung. Pada acara itu diserahkanlah parompa oleh ompung—nenek dari pihak perempuan/ibu—kepada cucunya. Jika penyerahannya secara adat, seekor kambing syarat yang penting. Pemuka adat juga mesti hadir. Tapi jika hanya acara sederhana, cukup menyembelih ayam. Sedang undangan terdiri dari kerabat dan tetangga.
Do-li Ha-si-an! Lamrina mengeja nama lengkap Uli. Itulah dua kata yang tertera di atas parompa. Tulisan selebar tiga ruas jari telunjuk, melintang di salah satu sisi parompa. Di sisi lain tertera tulisan: Simbur Magodang (Sehat dan lekaslah besar). Tulisan-tulisan itu dirajut dengan manik-manik putih di atas kain yang didominasi warna hitam dan merah hati. Kedua warna itu berpadu dengan motif kuning, hijau, ungu, dan oranye. Tenunan yang kuat, cantik, dan serasi. Teringatnya, untuk kali kedua ia menerima kain yang sejenis. Dulu saat menikah, Lamrina pernah mendapat abit godang.
Tapi alah, mengenang abit godang bagi Lamrina seperti sedang merayakan upacara kepedihan yang lain di lumbung ingatannya. Ia berupaya menghalau kenangan tentang abit godang, tapi tak kuasa. Kain adat itu seperti melambai dari lemari, lantas terbang, dan rebah saja di samping parompa. Persis ia seperti parompa, hanya saja ukuran abit godang sedikit lebih besar. Pada sisi lebar yang satu, tertera nama lengkapnya, Lamrina Mintaito. Di sisi seberang ada nama Hadi Rusnandar. Lalu di bagian tengah ada petuah adat: Ulos ni Tondi dohot Badan/Gabe ma Hita Sude na Mamake (Selimut untuk semangat dan Badan/Kesenangan yang Hebatlah bagi Kita yang Memakai).
Tapi pada simpang siur lamunan Lamrina, abit godang acap memaksanya berperam mata sambil menikami kelebat sesal. Abit godang seperti sebuah teko berkarat yang mengguyurkan kopi pahit ke gelas hatinya. Sungguh, tidak mudah mendapat abit godang sebagai simbol restu orangtua atas pernikahan anaknya. Tidak mudah merajut kedua nama mereka di atas abit godang.
Begini, setahun lalu Lamrina disarankan ibunya pergi ke Jakarta. Ya, untuk menggapai peruntungan yang lebih baik, begitulah. Maklum, ibu Lamrina lumayan berumur. Badan dan semangatnya sudah menyusut. Jalannya saja beringsut karena sudah lama mengidap rematik akut. Ibu Lamrina tak lagi menggarap sawah peninggalan ayah. Sudah lama itu disewa famili dengan harga murah. Beliau hanya berladang-ladang di belakang rumah.
Lamrina pun berangkat ke ibu kota. Di sana ia menumpang di rumah amangtua—saudara ayah Lamrina yang tertua. Tapi belum sempat bekerja, Lamrina malah punya kenalan bernama Hadi Rusnandar, yang kemudian berniat melamarnya. Nah, ini pangkal persoalannya. Angan-angan ibunya agar Lamrina bekerja kemungkinan besar pupus. Lalu yang lebih prinsip, ibu Lamrina tak ingin jika Masniari, kakak tertua Lamrina, dilangkahi. Kakak Lamrina itu tinggal di kampung bersama ibu, dan belum menikah.
Keberatan ibunya dapat diterima akal, dan Lamrina paham perasaan ibunya. Ia yakin, ketidaksetujuan ibu bukan karena Mas Hadi berasal dari keluarga Jawa. Ibunya bukan orang tua yang kolot soal jodoh. “Pokoknya seagama,” begitu pesan ibunya. Namun pemakluman Lamrina atas keberatan itu akhirnya kalah oleh desakan Mas Hadi. Apalagi secara tersirat, amangtua mendukung keputusan Lamrina. Amangtua pula yang berhasil menekuk hati ibu. Maka setelah tarik ulur yang melelahkan, akhirnya lamaran diterima. Pesta adat pun digelar dengan meriah di Jakarta. Dan ibu Lamrina turut menyaksikan.
Demikian pun, tidak sepenuhnya Lamrina berbaring di ranjang ketenangan. Setiap bertelepon ke kampung, ibunya sering mengeluhkan nasib kak Masniari yang belum juga ketemu jodoh. Tak jarang pula ibunya mengait-ngaitkan dengan pernikahannya. Pernikahan yang dianggap sebagai penghalang jodoh kakaknya. Ampun, ia layaknya sedang memangku dosa sebesar bulan.
Begitulah, mengenang abit godang senantiasa membuat Lamrina tak pernah tenang. Maka sejak menikah abit godang tersebut dibenamkan Lamrina jauh ke palung lemari. Tapi abit godang sudah tersimpan, parompa sadun pula yang sampai di tangan. Bagi Lamrina, itu kiriman yang tidak lazim. Mengapa? Karena parompa sadun semestinya diberikan jika anak sudah lahir. Lalu, mengapa di atas abit godang sudah tersulam nama: Doli Hasian? Bukankah nama itu berarti: Anak Laki-laki Kesayangan? Padahal hasil USG mengisyaratkan rahim Lamrina sedang mengasuh janin perempuan.
Hari itu juga ia menginterlokal tulang Dahler—adik bungsu ibunya. Seperti biasa, Lamrina berpesan jika Kamis lusa ia kepingin bicara sama ibunya. Tulang Dahler tinggal di pasar Sipirok, punya ruko buat usaha Sambal Taruma, keripik pedas khas Sipirok. Setiap Kamis ada pekan besar di Sipirok, dan ibu Lamrina selalu pergi ke sana. Entah hendak menjual hasil ladang, atau belanja untuk keperluan seminggu. Kalaupun tidak, ibunya berangkat ke Sipirok sekadar singgah di ruko tulang. Dan sebelum magrib sudah pulang ke Sabatolang.
Tapi harapan Lamrina agar perasaannya damai tak tercapai. Malah di dadanya gelombang rusuh terus bertabuh. Demi Allah, Lamrina sudah hati-hati betul menyampaikan keganjalan hatinya soal parompa itu. Tapi apa? Ibunya tersinggung!
“Tak senang-nya kau menerima parompa itu?” Suara ibu Lamrina sedikit tinggi dari percakapan sebelumnya. Pertanyaan itu seperti gelegar halilintar. Jantung Lamrina berdebar, “Iya, Lamrina. Tak senang-nya kau….”
“Senang-nya aku, Bu…,” potong Lamrina.
“Kau kirimkan lagilah parompa itu ke kampung.” Kini suara ibunya menjurus ketus, “Atau yang tak senang-nya kau kalau cucuku laki-laki, iya?” Pertanyaan ibunya menyeret Lamrina ke pojok serba salah. Napas ibunya yang pendek-pendek dan bercampur isak terdengar di ujung telepon. Lalu berakhir dengan suara: tuut-tuut-tuut!
Aduh, Lamrina merasa terlibat mematahkan semangat ibunya mendapat cucu laki-laki. Ia tahu betul mengapa ibunya sekilat itu menyemburkan api amarah. Dulu ibunya, juga almarhum ayahnya, kepingin kali anak pertama mereka laki-laki. Tapi anak perempuan yang lahir, dan diberi nama Masniari. Keinginan yang sama dibebankan kepada kandungan yang kedua. Tapi lagi-lagi yang lahir perempuan. Nama Doli Hasian yang lama dipersiapkan terpaksa berganti dengan nama Lamrina Mintaito. Mintaito merupakan doa yang artinya: Memohon Saudara Laki-laki. Besar harapan ayah-ibu Lamrina, anak ketiga yang lahir semoga laki-laki sebagai penerus marga.
Tapi harapan itu pun padam bagai bangkai bara yang hitam. Belum pandai Lamrina berjalan, ayahnya meninggal muda karena kecelakaan. Lalu ibunya tak punya niat untuk menikah lagi. “Ibu bangga menjadi janda karena marsarak tumbilang, cerai karena kematian. Dan ibu pernah berjanji, kalau ditinggal ayahmu karena marsarak tumbilang, ibu tak akan menikah lagi. Sekalipun ibu masih muda.”
Tentulah ibunya tidak akan memiliki anak lagi. Maka berpindahlah harapan besar itu ke perut Lamrina. Harapan memiliki cucu laki-laki, juga harapan untuk memakaikan nama Doli Hasian. Nama yang dulu akan diberikan kepada Lamrina, seandainya ia laki-laki. Tapi kini harapan itu nyaris terkubur, karena hasil analisa dokter, anak yang dikandung Lamrina adalah perempuan. Iya, perkiraan itu masih bisa meleset. Namun ibunya telanjur tersinggung. Buktinya, sudah berapa kali Kamis Lamrina bertelepon ke ruko tulang Dahler. Tapi yang terdengar dari seberang bukan suara ibu, melainkan jawaban tulang Dahler: “Tak ada Ibumu kemari. Kudengar-dengar dia kurang sehat.”
Berhari-hari panas dingin tubuh Lamrina dibuatnya. Puncaknya, empat hari menjelang melahirkan, ia mendapat berita yang membuat tubuhnya lunglai, seperti baju yang teronggok di lantai. “I…bumu me…ninggal tadi ma…lam, kira-kira pukul sebelas….” Suara parau tulang Dahler yang berkabar singkat lewat telepon menjelang subuh.
Maka meletuslah tangis Lamrina. Ingin rasanya ia berangkat ke kampung subuh itu juga. Menyungkurkan kepala ke jenazah ibu demi mempersembahkan permohonan maaf. Tapi itu jauh dari mustahil, karena kehamilannya sudah tiba di penghujung waktu. Kalau bukan karena memikirkan anak yang di dalam perutnya, sudah tentu ia terus meraung. Menenggelamkan diri di lautan murung. Untung ia punya suami yang sabar.
Memang hanya kesabaran yang dibutuhkan suaminya. Termasuk untuk membujuk Lamrina agar tidak bersedih menerima kelahiran anak perempuan mereka. Bahkan Mas Hadi dengan lapang dada tetap memberi nama Doli Hasian kepada anak perempuan mereka. Hanya disepakatilah nama panggilannya, Uli. Mas Hadi juga menganjurkan agar acara manjagit parompa tetap dilaksanakan dengan sederhana. “Demi menghormati arwah ibu,” kata suaminya. Tapi Lamrina masih saja hanyut oleh anggapannya sendiri: “Aku gagal menebus kesalahan. Mengapa anakku tidak laki-laki seperti keinginan ibu?”
Ah, bagi Lamrina tidak mudah meredam hati yang resah. Tidak gampang menimbang perasaan yang bimbang. Butuh waktu lama meneguh semangat yang rapuh. Entahlah, setiap kali mengajak Uli bercanda, atau setiap kali memanggil nama anaknya, “Uli, Uli, anak sayang,” serta-merta Lamrina seperti berbisik, “Ibu, Ibu, nasibmu, o, betapa malang!” Lantas ia pun akan kehabisan kekuatan membendung kabut basah yang mengapung di matanya. Bahkan matanya yang bersorot menerawang itu seperti dua tadah penuh kuah. Lalu tumpah menggarami luka hatinya yang menganga-merekah.
“Ibu, Ibu, maafkan Lamrina…!”
Medan, 2006

Keroncong Cinta

Dengan sebal Madelaine meneguk habis jus jeruk dan menyelesaikan sarapannya. Ditengoknya jendela. Langit sepenuhnya warna aluminium. Gerimis di luar membuat pohonan dan jalanan basah kuyup. Sejak pagi cuaca begini terus. Bahkan, dari kemarin. Madelaine menghela napas berat. Tak ada pilihan. Dia meraih mantelnya, lalu payung dan jas hujan. Dengan cepat ia mengenakan mantel dan mengalungkan syal. Bimbang sejenak. Memakai jas hujan atau membawa payung. Akhirnya dilemparkannya jas hujan dekat sepeda. Diraihnya payung dan bergegas ke luar. Segera saja dingin menyerbunya tanpa ragu- ragu. Dia mempercepat langkahnya. Memakai sepeda di musim dingin dan hujan menjengkelkannya karena sudah bisa dipastikan wajahnya akan basah kuyup. Namun, jalan kaki dan memakai payung juga menyebalkan. Dia harus berjalan lebih jauh mengarungi udara dingin. Salju yang kemarin masih elok jadi becek dan kotor dan licin.
Dikenangnya matahari yang benderang dan udara hangat Indonesia. Cuti yang kelewat sebentar. Cuma sebulan! Sungguh sialan, pikirnya. Sambil menyelinap dari satu gang ke gang lain, dia membayangkan gang-gang di Indonesia. Tak serapi di sini, namun seronok.
Wajah Eric Mulyana yang serba tersenyum seperti cuaca tropis membuat Madelaine jadi ikut tersenyum. Mengapa wajah begitu, kok, tidak menjadi penyanyi rock atau pop, melainkan justru keroncong! Tapi, kalau dia menyanyi rock atau pop, bagaimana mereka bisa bertemu? Keronconglah yang mempertemukan mereka. Dan permainan biolanya, dan suaranya yang hangat: rindukah kau padaku… Madelaine dengan kaget menghentikan langkah. Sebuah sepeda melintas di mukanya.
Dia mencoba berhati-hati sekarang. Hujan makin deras. Dingin makin mengiris. Wangi roti dari toko di simpang jalan menerpa hidungnya. Madelaine terkenang wangi sate di Indonesia. Tajam dan menggoda, seperti mata Eric. Apa, ya, nama group keroncongnya? Oh, ya, “Zonder Rindu”. Madelaine tersenyum. Nama yang lucu. Benarkah setelah berpisah Eric menyanyikan semua lagu-lagu cintanya zonder rindu?
Sebuah lagu lama, yakni “Keroncong Pertemuan” akan kami nyanyikan sebagai persembahan kepada tamu kita malam ini, Madelaine. Madelaine, semoga anda suka lagu ini. Dan bergemalah suara emas Eric “Pertemuan malam ini sangat berkesan. Pertemuan kali ini tak terlupakan… ” matanya yang hangat berkali-kali menyinari hati Madelaine. Di pertengahan pertunjukan, Madelaine didaulat Eric menyanyi. Sungguh Madelaine gugup. Tapi, akhirnya ia nyanyikan “Jembatan Merah” satu-satunya lagu yang syairnya dia hafal meskipun logat Belandanya tak bisa hilang. Dan, “Jembatan Merah” dia harapkan benar-benar menjadi jembatan antara dia dan Eric.
Madelaine sudah sampai di gerbang taman kanak-kanak yang dia tuju. Dia langsung menuju ruang “Play Group” dan melihat anak-anak sudah ada semua di sana. Dia bergegas ke ruang kantor dan mengambil gitarnya.
“Anak-anak, siapa yang sayang papa….”
Anak-anak mengacung dengan serentak.
“Siapa yang sayang Mama?”
Mengacung lagi serentak.
“Sekarang kita menyanyi untuk Mama dan Papa. Siaaaaap! Ohhh mijn Papa ….”
Mereka bernyanyi bersama-sama. Tapi belum lagi lagu itu selesai, seorang anak sudah berteriak,
“Mendongeng Bu, mendongeng….”
Sebagian anak menghentikan nyanyiannya dan ikut berteriak
“Bercerita… yang lucu Jufrow…”
“Tidak! Yang ngeri, yang sereeeeem!”
“Cerita rajjaaaa”
“Yang Sereeemm…”
“Raja saja….”
“Raja yang sereeeem!!!!”
“Husss! Baik, kita bercerita….”
“Horeeeee!!”
Anak-anak segera berkumpul mengerumuni Madelaine. Ada yang menyandar di pahanya, ada yang berusaha naik ke pundaknya.
“Hey, tenang dulu. Ibu mau ceritaa.”
“Naik kuda… aku naik kuda,” kata anak yang mencoba naik ke pundaknya.
“Yang tidak bisa duduk tertib tidak disayangi peri. Dia disihir oleh nenek sihir menjadi kura-kura.”
Anak yang mencoba naik ke pundaknya ragu-ragu sejenak, tapi kemudian mencoba meneruskan usahanya. Namun, ketika Madelaine mulai bercerita dan anak-anak lain tidak lagi memperhatikannya melainkan memperhatikan cerita Madelaine, anak itu menghentikan usahanya dan diam-diam memasuki kerumunan untuk mendengar cerita juga.
“Akhirnya dia diperkenalkan dengan seorang boneka pangeran dari kayu, bernama Eric. Pangeran Eric adalah seorang pangeran yang gagah dan tampan. Dia pandai menyanyi dan suaranya bisa mengubah musim dingin menjadi musim semi.
“Horeee, Pangeran Eric suruh menyanyi Bu… suruh menyanyi… biar cepat musim semi.”
“Jangan. Nanti kalau kita loncat ke musim semi, tidak ada hadiah Natal.”
“Benar Bu, kalau musim semi tidak ada hadiah Natal….”
“Natal itu bulan Desember. Jadi musim dingin. Kalau musim semi tidak ada natal.”
“Pangeran Eric menyanyinya nanti saja sesudah Natal.”
“Bagaimana kalau musim semi, tapi tetap ada Natal….”
“Tidak ada Natal kalau tidak musim dingin….”
“Di sini memang tidak ada Natal jika tidak musim dingin. Tapi di tempat lain, Natal tidak harus musim dingin. Di Indonesia, misalnya, udara tetap panas, matahari bersinar terang, daun- daun hijau, tapi tetap ada Natal.”
“Ibu bohoong!”
“Dengar anak-anak, Indonesia tidak punya musim dingin.”
“Apakah karena di sana Pangeran Eric selalu menyanyi terus-menerus sehingga selalu musim semi.”
“Benar, anak-anak. Di sana Pangeran Eric terus-menerus menyanyi. Itu sebabnya di sana matahari selalu bersinar, udara hangat dan daun-daunnya selalu hijau.”
“Aku mau ke Indonesia.”
“Aku mau Pangeran Eric terus-menerus menyanyi….”
“Tenang, ibu nyanyikan nyanyian Pangeran Eric: …Jembatan Merah sungguh gagah berpagar gedung indah….”
Tapi, anak-anak tak bisa mengikuti lagu itu. Sebentar kemudian mereka bosan dan meminta permainan lain.
Madelaine melirik jendela. Masih gerimis. Dan anak-anak sebegitu banyaknya. Dan ribut. Dan Madelaine terkenang liburan. Tangkuban Perahu, mandi air panas. Ahh musim dingin begini, gumam hatinya. Dan anak-anak begini banyak.
Tapi akhirnya pelajaran usai. Medelaine menarik napas lega, menyusuri koridor menuju kantor. Anak-anak sudah pada berlarian ke tempat orang tuanya masing-masing yang segera memakaikan baju hangat pada anak mereka masing-masing.
Peter tersenyum melihat Madelaine masuk.
“Sejak kapan Tchaikovsky menggubah lagu keroncong?”
Madelaine tersipu.
“Sekali-kali saja, buat variasi. Lagi pula sulit memainkan Nut Cracker Tchaikovsky dengan gitar.”
“Itu alasan kedua. Alasan pertama kamu masih ada di Indonesia.”
“Masih di Indonesia?”
“Ya, hati dan pikiranmu masih di sana. Hanya badanmu yang ada di sini.”
“Peter!!!” Madelaine melemparkan tissue yang dipegangnya.
Peter menghindar.
“Mau kopi?” tanya Peter. Tapi, dia tidak menunggu Madelaine menjawab. Dia menyeduh kopi instant dari termos yang ada di dekatnya dan menyerahkannya pada Madelaine
“Bagaimana Indonesia?” tanya Peter sambil tersenyum.
“Bagaimana?” Madelaine tergagap. Bagaimana menceritakan Indonesia? Matahari bersinaran, keroncong, senyum Eric. Tak mungkin ini diceritakan pada Peter. Madelaine tertawa. “Datanglah ke sana, nanti akan tahu sendiri.”
Madelaine bergolekan dengan malas di ranjangnya. Di luar tak ada matahari. Langit seperti hamparan aluminium dingin. Winter semacam ini kerap membuatnya depresi. Hari jadi cepat malam seperti usia. Ah usia! Madelaine menarik napas berat. Bulan depan empat puluh dua tahun sudah usianya dan masih melajang begini. Belum juga ada pasangan tetap, bahkan tak tetap pun jarang. Ia menelungkupkan tubuh di ranjang, meraih bantal. Tidak bisa dibayangkan ia akan menghabiskan waktu menjadi pengasuh play group hingga masa tua, berada selalu di tengah begitu banyak anak-anak yang ribut, yang nakal, yang cengeng, yang menuntut cerita, yang minta diantar ke toilet, yang… dan tak satu pun dari begitu banyak anak-anak itu adalah anaknya. Mereka tumbuh besar dan Madelaine selalu berganti anak-anak baru. Tak satu pun dari mereka anaknya. Alangkah indahnya anak-anak yang nakal, yang menangis, yang harus diantar ke toilet dan minta didongengi jika saja anak itu anaknya. Mereka akan tumbuh, dan dia mengurus pertumbuhan itu saat demi saat. Tapi tak ada anak-anak. Dan usia seperti winter, cepat sekali jadi malam.
E-mail dari Eric kemarin membuat hatinya terhibur. Surat yang selalu hangat dan kadang berselipkan rayuan. Menikah dengan Eric tentunya menarik. Bahkan, jika perlu dia siap tinggal di Indonesia. Indonesia bagi dia identik dengan keroncong. Ternyata tak banyak lagi di Indonesia yang memainkan keroncong dan Eric kekecualian. Diingatnya kembali dia membaca sajak dan Eric bermain keroncong. Mereka dipersatukan oleh keroncong. Ia bisa berbincang berjam-jam dengan Eric perihal keroncong. Kemana pun dia pergi, Eric selalu menemani.
Madelaine segera bangun dan membuka Internet mengecek harga-harga tiket untuk musim dingin yang akan datang. Dia sudah memutuskan untuk datang ke Indonesia lagi dan memastikan hubungannya dengan Eric. Alangkah indahnya berkeluarga, pikir Madelaine. Tidak bisa lain, demikian pikirnya, aku harus memastikan hal ini pada Eric. Jarak mereka jauh. Tak masuk akal jika tidak segera dipastikan duduk soalnya.
“Tapi aku tidak menyatakan diri akan menjadi pacarmu.” Wajah Eric agak pucat.
“Tapi lagu cinta sebagai ucapan selamat datang. Rayuan-rayuanmu lewat e-mail. Kita selalu bersama ke mana-mana, dan saya yakin semua orang beranggapan kita pacaran.”
“Madelaine, kamu tidak mengerti. Lagu cinta sebagai sambutan selamat datang itu adalah… ah sudahlah. Sulit menjelaskan. Kami di sini biasa menyanyikan lagu semacam itu sebagai persembahan buat siapa saja.”
“Jadi aku sama sekali tidak istimewa….”
“Bukan begitu. Aku cuma ingin ramah. Ingin bersahabat. Engkau orang asing dan aku ingin memastikan engkau mendapatkan pengalaman menyenangkan di sini.”
“Nah, betul bukan. Kau begitu penuh perhatian padaku. Bukan salahku menganggapmu istimewa. Kukira kau pun menganggapku istimewa. Kukira kita telah mulai menjalin….”
“Madelaine, bagaimana lagi aku harus menjelaskannya.”
Madelaine tak menjawab. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan. Tersedu. Tiga belas jam lebih di perjalanan. Bahkan sepertiga dari tabungan tahunannya sudah dia gunakan untuk membeli tiket kemari. Dan Eric…
Madelaine mengenang dengan pedih pertemuannya dengan Eric. Kedatangannya ke Indonesia sepenuhnya adalah bencana. Ia sudah bercerita pada satu dua temannya yang benar-benar dekat bahwa dia sedang jatuh cinta. Bahwa dia mungkin sekali akan bertunangan, atau bahkan menikah di Indonesia selama cuti tahun itu. Bahkan, dia hampir yakin teman-teman dekatnya bakal mengenal Eric begitu mereka bertemu karena begitu kerap dan detailnya dia bercerita tentang Eric. Dan Eric… mereka berpisah dengan buruk malam itu. Matanya sembap oleh air mata. Dan wajah Eric pucat serta kebingungan. Eric kemudian pamit dan menghilang. Madelaine tidak ingat apakah dia melambaikan tangan atau tidak. Hatinya sepenuhnya hancur. Matahari bersinar terang esoknya, tapi dia merasa semua hari telah berubah menjadi musim dingin, seperti salju kotor dan becek.
Dan kini ia ada di pesawat menuju Indonesia. Dia kerap heran dengan keputusannya untuk kembali ke Indonesia. Mengapa setelah menjalani hari-hari sedih di Indonesia tempo hari ia justru memutuskan untuk kembali ke Indonesia? Dia tidak tahu untuk apa. Dia kembali bersuratan dengan Eric lewat e-mail. Tak ada rayuan lagi di sana. Pertukaran kabar di antara mereka lebih resmi dan menjaga jarak. Mungkin dia ingin sekali lagi memastikan hubungannya dengan Eric. Mungkinkah? Beranikah dia mempermasalahkan itu lagi? Mungkin dia hanya ingin menjaga masih adanya hubungan. Tidak perlu asmara, tapi paling tidak masih bisa bersama main keroncong, berjalan-jalan, mengobrol. Paling tidak dia memiliki semacam tambatan entah apa, agar bisa tahan menjalani hari-hari penuh anak-anak yang ribut, yang minta didongengi, yang berebut menaiki punggungnya, yang minta di antar ke toilet, yang tak satu pun di antara mereka adalah anaknya.
Di pandangnya layar TV di pesawat. Sejam lagi mereka akan mendarat di Jakarta. Selama di pesawat bisa dikatakan dia tidak bisa tidur. Ia selalu gelisah. Hatinya hangat dan hampa. Hampa karena sekarang dia bisa melihat ketakmasukakalan kepergiannya ke Indonesia. Hangat karena wajah Peter berkali-kali melintas dalam angannya.
Peter telah pindah dari pekerjaannya sebagai pengasuh play group dan kini bekerja di perusahaan konstruksi serta pindah ke Amsterdam. Mereka bertemu di rumah Jolanda, teman sesama pengasuh playgroup, ketika Jolanda merayakan ulang tahun. Madelaine merasa aneh mengapa selama ini dia tidak pernah memperhatikan Peter. Apakah karena Peter sesama pengasuh anak dan sama-sama tidak memiliki anak-anak itu? Atau karena mereka sama-sama tinggal di kota kecil Zoetemeer yang membuat semua hal seperti membeku dan kehilangan daya tarik. Entahlah. Tapi, dalam pesta itu ia bertemu dengan Peter. Dengan senyumnya yang lebar seperti biasa dia langsung bertanya: “Bagaimana kabarnya Indonesia?”
Dan Madelaine tersipu. Indonesia? Apa yang harus dia ceritakan mengenai itu semua. Keroncong cinta yang hampa. Rayuan-rayuan hangat tanpa makna. Air mata… Tapi mereka kemudian berdansa. Entah bagaimana mulanya, mereka pulang bersama. Peter mengantar dia sampai rumahnya. Dia menawarkan secangkir kopi buat Peter dan Peter setuju. Dia mempersilakan Peter masuk apartemennya, mengobrol bersama dan begitu saja ternyata mereka malam itu tidur bersama. Tengah malam Madelaine terbangun dan dengan takjub memandangi wajah Peter yang lelap di sampingnya. Ditelitinya detail wajah itu: alis, mata, dagu yang kehijauan habis dicukur, rambutnya yang pirang kecoklatan. Disentuhnya pipi Peter dengan lembut. Peter terbangun dan menatap Madelaine di antara kantuk.
“Ada apa memandangku begitu, sweetie?”
Madelaine tidak menjawab. Ia mencium kening Peter lembut dan Peter melanjutkan tidurnya sambil memeluk bahu Madelaine. Besoknya mereka masak berdua. Sama sekali tidak keluar rumah sepanjang hari itu.
Minggu depannya mereka berdua menyusuri jalanan bersalju memandangi camar laut yang meluncur indah di atas kanal-kanal. Sepanjang malam mereka tak pernah berjauhan. Pada salju musim dingin Madelaine mendapati hangatnya kehidupan.
Ketika Madelaine mengatakan pada Peter bahwa dia akan ke Indonesia, Peter terperanjat.
“Untuk apa ke Indonesia, sweetie…. Apakah kamu kedinginan….”
“Tidak honey, sama sekali tidak. Tiket ini sudah kubeli lama sebelum kita berhubungan. Aku mencoba mengembalikan, tapi tidak bisa. Tiket ini akan hangus jika tidak dipakai.”
“Apakah kamu punya urusan penting atau hubungan penting di Indonesia….”
“Sama sekali tidak Peter. Sama sekali tidak. Tapi, bagaimana tiket ini.”
“Kalau aku harus memilih, aku lebih suka tiket itu hangus. Kau akan di Indonesia sebulan lebih… itu lama sekali sweetie…”
“Aku segera pulang, honey. Aku hanya akan membaca puisi di beberapa tempat, kemudian memberi lecture sedikit mengenai Sastra Indo-Belanda….”
“Bukankah kau sendiri yang bilang akan berhenti menulis puisi dan mengurus sastra lagi. Aku sendiri tidak mengharapkan kau berhenti. Kau bahkan berhenti mendengarkan keroncong. Kau sendiri yang bilang bahwa….”
“Honey, aku memang akan berhenti. Ini perjalanan terakhir. Aku bahkan tidak akan pernah ke Indonesia jika tidak bersamamu.”
“Kau kira tidak berat menunggumu di sini… musim dingin begini. Mengapa kau tidak cerita jauh hari akan ke Indonesia….”
Madelaine tidak tahu harus bercerita apa. Kedatangannya ke Indonesia tanpa alasan yang jelas. Ia sendiri tidak bisa menjelaskannya, bukan hanya pada Peter bahkan pada hatinya sendiri.
Kurang satu jam lagi Madelaine sudah akan ada di Indonesia. Eric berjanji akan menjemputnya, tapi untuk apa? Dia membayangkan hari-hari di Indonesia yang panas dan berkeringat, melewati bising mal-mal dan kemacetan lalu lintas. Dulu semua itu rasanya menakjubkan, tapi sekarang? Belasan jam perjalanan dan sepertiga tabungan tahunan hanya untuk meninggalkan Peter dan malam-malam indah dan musim dingin yang mengesankan. Ia menduga-duga masih akan adakah lagi sambutan lagu keroncong selamat datang dengan syair-syair cinta yang mesra dan tak bertanggung jawab dari Eric.
Ketika ia menginjakkan kakinya di Bandara Soekarno-Hatta, hatinya sudah sepenuhnya berada di Eropa.

Rabu, 20 Juli 2011

10 Tanaman Paling Unik Di Dunia

Tumbuhan memang makhluk yang beragam dan unik. Ada yang sereem, unik, ganas lagi! Berikut tanaman yang mungkin aneh dan unik di dunia:

1. Tumbuhan Paling Tangguh di Dunia
Welwitschia Mirabilis


Memang tumbuhan yang satu ini nggak keliatan asik, tapi tumbuhan asli Namibia ini memang luar biasa, cuma satu-satunya! Tumbuhan ini hanya punya dua daun, dan satu batang dan sistem akar, cuman itu aja! Tapi dua daun ini terus tumbuh sampai akhirnya mirip Alien. Batang tanaman ini makin lama akan makin tebal, tapi tidak meninggi, tinggi maksimum tanaman ini hanya 2 meter saja tapi lebarnya dapat mencapai 8 meter. Umur tanaman ini bisa mencapai 400 sampai 15 abad!. Bisa hidup terus tanpa hujan selama 5 tahun lamanya! Selain itu, tanaman yang dalam bahasa Namibia disebut Onyanga ini ternyata enak untuk dimakan baik dimakan mentah maupun dimasak dalam bara. O ya, arti nama Onyanga adalah Bawang Padang Pasir!

2. Tanaman Karnivora
Dionaea Muscipula
Tanaman satu ini adalah tanaman karnivora paling terkenal, karena aktivitas dan efisiensinya dalam memerangkap mangsa. Pasangan "Daun" yang menjadi ciri khas tanaman ini adalah perangkap yang memiliki rambut yang ultra sensitif, yang dapat merasakan adanya hewan atau serangga kecil yang datang. Begitu rambut di daun ini tersentuh, maka daun akan menutup dan memerangkap hewan apapun yang mendekatinya.

3. Bunga Terbesar di Dunia
Rafflesia Arnoldii
Bunga besar yang langka ini mendapat perhatian luar biasa di dunia. Bayangkan ukuran bunganya yang dapat mencapai 1 meter dan beratnya sendiri bisa mencapai 8 kg sampai 12 kg. Tapi masalahnya baunya ndak wangi, malah lebih mendekati daging busuk. Makanya bunga ini disebut bunga bangkai di negara kita, yang adalah habitat asli bunga ini. Bunga ini akan mekar seminggu atau tiga hari, dan menarik serangga untuk membuahi dengan bau busuk yang dipancarkan oleh bunga ini. Sayangnya, dari hasil pembuahan, hanya 10-20 persen saja yang berhasil tumbuh.

4. Tanaman Menari
Desmodium Gyrans

Darwin menamai tumbuhan ini sebagai Hedysarum, atau para ahli botani menyebutnya Desmodium Gyrans, atau lebih modern lagi Codariocalyx Motorius. Nama yang biasa dikenal adalah Rumput Menari (Dancing Grass) atau Tanaman Semaphore (Semaphore Plant), karena gerakan daunnya, yang mirip dengan gerakan tangan pengirim sinyal semaphore. Tanaman ini gampang skeali tumbuh, hanya butuh matahari dan air saja tanpa perlu pupuk yang rumit.

5. Tanaman Bola Baseball
Euphorbia Obesa
Tanaman ini adalah tanaman endemik di daerah Great Karoo, Afrika Selatan. Karena bentuknya yang lucu, banyak penggemar tanaman akhirnya mengambil tanaman ini dan mengkoleksinya, sehingga populasinya rusak berat. Akhirnya tanaman ini dilindungi oleh pemerintah Afika Selatan.

6. Bunga Bangkai
Amorphophallus Titanum
Bunga yang satu ini tinggi besar, bahkan lebih tinggi dari manusia. Nah.. bunga yang ini yang ternyata mendapat julukan bunga bangkai, karena selain baunya yang memang mirip bangkai, juga warnanya meniru daging yang membusuk. Bunga ini ternyata juga dikenal luas di masyarakat dunia sebagai salah satu tumbuhan asli Indonesia.

7. Pohon Botol
Baobab

Pohon ini merupakan tumbuhan asli daerah Madagaskar, Afrika dan Australia. Pohon ini disebut pohon botol, karena selain bentuknya yang memang mirip botol, pohon ini ternyata memang dapat meyimpan sampai dengan 300 liter air! Makanya bisa tumbuh sampai 500 tahun!

8. Pohon Darah Naga
Dracaena Cinnabari
Tanaman ini asli kepulauan Socotra. Pohon ini dikenal dengan nama Pohon Darah Naga atau Pohon Naga Socotra. Bentuknya yang unik, seperti payung, ternyata hanya satu dari uniknya pohon ini. Nama darah naga dari pohon ini ternyata diambil dari getah pohon ini yang berwarna merah. Persis seperti darah naga di Harry Potter, ternyata 'darah naga' dari pohon ini berguna untuk pengobatan. Selain itu, ternyata warna merah 'darah naga' pohon ini juga sering digunakan sebagai pewarna merah alami.

9. Tanaman Kebangkitan
Selaginella Lepidophylla

Nama lain bunga ini adalah Bunga Jericho, tumbuhan gurun pasir ini dikenal atas kemampuannya bertahan bahkan di saat kekeringan. Pada saat musin kering, batangnya akan mengkerut dan menggulung menjadi bola. Dan begitu ada air, batang tadi akan melepaskan diri dari gulungannya. Tanaman ini banyak ditemui di gurun Chihuahua

10. Pohon Dinamit
Hura Brasiliensis
Tanaman ini ternyata merupakan salah satu tanaman yang berasal dari hutan tropis Amazon. Julukan lainnya? Pohon Neraka, atau ada juga yang menjuluki Pohon Kotak Pasir (sandbox tree). Bayangkan saja, batangnya ditutupi duri tajam, dan sudah seperti itu, getah pohon ini ternyata beracun dan banyak digunakan oleh penduduk setempat untuk meracuni mata panah mereka. Selain itu, mereka juga punya buah. Dan buah pohon ini nggak main-main, begitu matang, buah pohon ini akan meledak! Bahkan kekuatan ledakan pohon ini sanggup melukai manusia dan hewan yang tidak sengaja lewat di dekat pohon ini! makanya namanya seperti itu.
sumber:http://www.parhorboan.co.cc/2011/02/10-tanaman-paling-unik-di-dunia.html

10 Perang Paling Singkat DiDunia

1. Anglo-Zanzibar War, 45 minutes

Perang tahun: 1896
Antara: British Empire vs Zanzibar
Hasil: British menang

2. 6 Day War, 6 days

Perang tahun: 1967
Antara: Israel vs Egypt, Syria, Jordan, Iraq
Hasil: Israel menang

3. Perang India-Pakistan, 13 hari

Perang tahun: 1971
Antara: India vs Pakistan
Hasil: Bangladesh menjadi negara merdeka

4. Perang Serbia-Bulgaria, 14 hari

Perang tahun: 1885
Antara: Kerajaan Serbia vs Kerajaan Bulgaria
Hasil: Bulgaria menang

5. Perang Armenia-Georgia, 24 hari

Perang tahun: 1918
Antara: Georgia vs Armenia
Hasil: Reksa administrasi sengketa Kecamatan

6. Sino-Vietnam, 27 hari

Perang tahun: 1979
Antara: Cina vs vietnam
Hasil: Kedua belah pihak mengklaim menang

7. Yunani-Turki, 30 hari

Perang tahun: 1897
Antara: Yunani vs Kesultanan Utsmaniyah
Hasil: Yunani kalah

8. Perang Balkan kedua, 32 hari

Perang tahun: 1913
Antara: Bulgaria vs Yunani, Serbia, Montenegro, Rumania, Kesultanan Utsmaniyah
Hasil: Bulgaria kalah

9. Perang Polandia-Lituania, 37 hari

Perang tahun: 1920
Antara: Republik Polandia vs Lithuania
Hasil: Polandia menang

10. Falklands War, 42 hari

Perang tahun: 1982
Antara: Argentina vs Inggris
Hasil: Inggris menang
sumber:http://www.parhorboan.co.cc/2011/01/10-perang-paling-singkat-sepanjang.html

Jumat, 15 Juli 2011

Mahkluk Mitos Didunia Yang Terkenal

1. Naga
Kata naga berasal dari bahasa sanskerta atau india kuno yang berarti "ular". Dalam naskah Mahabrata dikisahkan bahwa para Naga merupakan anak-anak Resi Kasyapa dari perkawinannya dengan Dewi Kadru. Nama-nama mereka yang terkenal antara lain Sesa, Taksaka, Basuki , Karkotaka, Korawya, dan Dritarastra. Bangsa Naga yang berjumlah ribuan memiliki dua orang sepupu berwujud burung dan disebut sebagai bangsa Kaga. Keduanya bernama Aruna dan Garuda, yang merupakan putra dari Dewi Winata yang juga dinikahi Resi Kasyapa. Dengan demikian, hubungan antara Naga dengan Kaga selain sebagai sepupu juga sebagai saudara tiri. Meskipun demikian hubungan mereka kurang baik dan sering terlibat perselisihan. Di antara para Naga ada pula yang menjadi dewa, yaitu Sesa, yang tertua di antara putra Kadru. Ia memisahkan diri dari adik-adiknya dan hidup bertapa menyucikan diri. Ia akhirnya diangkat sebagai dewa para ular, bergelar Ananta. PADA 4 Maret 2010, di Xinwei Ancient Life Fossils Museum, Anshun, Guangzhou, ada beberapa fosil unik dipamerkan. Materi yang dipamerkan dinamakan ”China Dragon Fossils”, merupakan fosil utuh yang ditemukan di bawah timbunan es abadi di Pegunungan Thianshan, Jalan Sutera. 

2.Yeti
Berbicara soal pegunungan Himalaya, maka kita tak bisa lepas dari sosok makhluk misterius bernama Yeti. Meski keberadaannya masih diragukan, namun penduduk desa di Himalaya dan para pemburu di sana percaya Yeti adalah penghuni di pegunungan Hilamaya.Yeti atau manusia salju yang menakutkan adalah sejenis primata besar yang menyerupai manusia yang menghuni wilayah pegunungan Himalaya di Nepal dan Tibet. Nama Yeti dan Meh-Teh umumnya digunakan secara luas oleh masyarakat di wilayah tersebut, dan dianggap sebagai kisah sejarah dan mitos yang masih misterius. Orang-orang Nepal juga menyebutnya “Bonmanche” yang berarti “manusia liar” atau “Kanchanjunga rachyyas” yang berarti “Iblis Kanchanjunga.”
Tahun 1832, makhluk misterius ini pertama kali mencuat ke dunia. Ketika itu perwakilan Inggris yang berada di Nepal bernama B.H. Hodgson mengaku pernah bertemu makhluk dengan ciri-ciri fisik berbulu hitam tidak berekor dan berjalan tegak. Ratusan tahun berselang pada 1951, pendaki Inggris bernama Eric Shipton bahkan mensiarkan foto-foto jejak kaki Yeti. Jejak kaki itu panjangnya 13 inci dengan lebar 8 inci. Mulai itulah nama Yeti mulai terkenal di dunia. Namun sampai saat ini kebenaran tentang adanya mahluk ini belum bisa dibuktikan.

3. Loch Ness
Loch Ness adalah salah satu dari hewan mistis legendaris. Monster ini kali pertama diklaim terlihat di danau Loch Ness, Skotlandia.  Sebuah surat yang ditujukan  kepada Wakil Menteri Luar Negeri Skotlandia 70 tahun lalu melaporkan penampakan besar-besaran monster berleher panjang ini. Seperti dilansir web.orang.co.uk,  surat 70 tahun lalu itu atas nama Williaw Fraser, seorang Kepala Polisi Kota Administratif Inverness, Skotlandia. Surat itu ditemukan baru-baru ini di Arsip Nasional Skotlandia.Pada surat tertera tahun sekitar 1930 itu menyebutkan sejumlah penampakan besar-besaran dari monster berleher panjang seperti Plesiosaurus, dinosaurus reptil berleher panjang. Menurut Claire Fischer from dari MCS, Pearce memergoki keberadaan mahluk diduga monster dalam jarak 20 meter dari pantai Saltern Cove, dekat Goodrington. "Penampakan mahluk aneh itu terjadi pada 27 Juli 2010 pada pukul 15.30 WIB, namun kamera hanya menangkap gambarnya saat dia pergi menjauh," kata dia, seperti dimuat laman News.com.au.

4. Ogopogo.
Dari hiruk pikuk dunia Cryptozoology, terselip satu nama makhluk misterius yang mendiami danau Okanagan di Kanada. Makhluk tersebut terkenal dengan nama Ogopogo atau Naitaka, yang terjemahan bebasnya dapat berarti “setan danau”, dan diduga pertama kali terlihat sejak abad ke-19. Telah banyak foto dan video beredar yang diduga sebagai penampakan Ogopogo, Cryptozoolog Roy Mackal yakin bahwa tidak hanya satu ekor Ogopogo yang mendiami danau Okanagan, melainkan ada sekelompok Ogopogo. Para penulis juga melakukan penyelidikan atas lusinan laporan penampakan dan melakukan wawancara dengan sekian orang terkait, yang kemudian melahirkan buku "The Okanagan Mystery" karya Mary Moon dan "Ogopogo" karya Arlene Gaal. Ogopogo dideskripsikan sebagai makhluk yang mirip hewan purba plesiosaurus, memiliki panjang sekitar 12 hingga 15 meter, namun pada beberapa laporan penampakan mengklaim bahwa panjangnya lebih dari 20 meter. Berwarna biru hitam, coklat atau hitam, bentuk kepala seperti kambing atau kuda, dan memiliki dua sirip. Seperti halnya Nessie dari Lochness, Ogopogo diduga kuat sebagai hewan purba yang sanggup bertahan hidup hingga kini. 

5 Ahool
Makhluk ini disebut Ahool. Ahool dikatakan seperti kelelawar raksasa atau pterosaurus yang masih hidup. Ahool dikatakan sebesar anak berumur satu tahun dengan lebar sayap raksasa sekitar 10 kaki(3 meter). Tinggal di hutan hujan terdalam Jawa. Makhluk ini memiliki kepala seperti monyet atau kera dengan Mata besar berwarna hitam. Tubuhnya ditutupi rambut berwarna abu-abu gelap.Ahool pertama kali dilihat oleh Dr.Ernest Bartels yang pada saat itu sedang menyusuri Gunung Salak.Pada tahun 1925 Dr.Ernest Bartels yang sedang mejelajahi air terjun di lereng gunung salak, saat itu Kelelawar Raksasa menukik terbang diatas kepalanya.Pada tahun 1927, sekitar pukul 11:30 malam, ketika Dr. Ernest Bartels berbaring di tempat tidurnya dalam pondoknya dekat sungai Tjidjenkol di Jawa barat, dia mendengar suara aneh dari yang berasal dari atas pondoknyaberbunyi A Hool, dan tampaknya suara ini semakin keras.Dr. bpBartels mengambil obor dan keluar dari pondok. Kurang dari 20 detik dia mendengar lagi suara A Hool. Ternyata itu adalah kelelawar raksasa yang dia lihat dua tahun lalu.

6. Manusia serigala
Kasus manusia serigala yang mencolok terjadi di Prancis, awal abad  XVII. Adalah Jean Grenier (13) yang merasa yakin dirinya manusia serigala. Di pengadilan Bordeaux, Grenier mengaku, 2 tahun sebelumnya membuat perjanjian dengan setan di hutan. Dengan kulit serigala yang menurut pengakuannya pemberian setan, tiap malam ia bisa berkeliaran sebagai serigala, namun di siang hari kembali ke bentuk manusia. Ia telah membunuh dan memangsa beberapa anak kecil yang sendirian di ladang, juga menculik bayi yang ditinggal di rumah.


7. Tsuchinoko
Tsuchinoko (ツチノコ) adalah Hewan yang dilaporkan ada di Jepang tapi belum pernah bisa dibuktikan (. Bentuknya seperti Ular namun berperut gendut mirip botol atau pin boling  dengan ekor yang kecil mirip ekor tikus . Hewan ini dilaporkan pernah "dilihat" saksi mata di berbagai tempat di Jepang, kecuali di hokkaido dan kepulauan Ryukyu . Hingga kini, tsuchinoko belum pernah berhasil ditangkap orang karena saksi mata menjadi takut, atau hewan ini lebih dulu melarikan diri.
Nama "Tsuchinoko" berasal dari nama lokal untuk "hewan" ini menurut penduduk daerah Kansai (Kyoto, Mie, Nara, dan Shikoku). Di daerah Kanto, penduduk menyebutnya sebagai bachihebi. Beberapa pemerintah daerah di Jepang menawarkan hadiah uang dalam jumlah besar bagi orang yang berhasil menangkap tsuchinoko. Hadiah uang sebesar 100 juta yen pernah ditawarkan kota Itoigawa , Niigata.

Wanita-Wanita Misterius Didunia

1. Banshee
Banshee dalam dunia modern sering hadir dengan sosok menyeramkan seperti roh gentayangan dan hantu ganas lainnya.Penggambaran yang begitu menyeramkan dan spooky ini ternyata disebabkan oleh legenda dari negara Irlandia atau Skotlandia yang menyebutkan para Banshee berasal dari roh wanita yang gentayangan karena dibunuh. Banshee dikenal sebagai malaikat wanita pembawa pesan kematian, konon katanya jika banshee menghampiri suatu rumah maka dalam keluarga tersebut akan ada yang segera meninggal. Kata Banshee sendiri disinyalir berasal dari bahasa Irlandia yaitu “bean sidhe” atau bean si,yang mempunyai arti "wanita dari dunia peri". Sedangkan dalam bahasa Scottish Gaelic,Banshee memiliki artian sebagai people of peace atau "orang-orang yang membawa kedamaian". Namun sampai saat ini Makluk itu masih misteri dan belum bisa diungkap kebenarannya.


2.Wanita dalam Lukisan Vincent Vangoh
Sebuah lukisan potret seorang wanita yang berada di balik lukisan karya Vincent van Gogh berhasil diungkap dengan teknologi tingkat tinggi. Para ahli menggunakan sebuah teknik baru untuk memperjelas gambar di balik lukisan "Patch of Grass" karya van Gogh. "Patch of Grass" dilukis van Gogh di Paris pada tahun 1887. Lukisan ini sekarang milik Museum Kröller-Müller.Sebelumnya, sudah diketahui ada sepotong gambar tersembunyi di balik lukisan rumput itu. Van Gogh memang dikenal suka melukis di atas lukisannya. Setidaknya ada tiga lukisan yang diketahui seperti itu. Di belakang lukisan itu, yang dominan berwarna hijau dan biru, tersembunyi gambar seorang wanita berwarna coklat kemerahan. Teknik baru ini merupakan perbaikan dari radiografi X-ray yang digunakan untuk memunculkan lapisan tersembunyi di balik lukisan-lukisan terkenal. Metode ini mengukur unsur kimia pada sebuah pigmen, terutama merkuri dan elemen logam keputihan yang sangat berguna dalam memunculkan wajah wanita di balik lukisan van Gogh. Upaya ini dilakukan oleh para peneliti Universitas Teknologi Delf di Amsterdam dan Universitas Antwerp di Belgia, juga dibantu oleh beberapa institusi. Rekontruksi gambar tersembunyi ini membantu para sejarawan memahami evolusi karya van Gogh lebih baik. Teknik baru ini juga diharapkan menguak gambar-gambar lain yang mungkin disembunyikan di balik karya-karya seniman besar.

3.  The Babuskha Lady
Babushka Lady adalah nama julukan yang diberikan kepada sosok wanita misterius yang terlihat ketika terjadinya pembunuhan presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy. Wanita tersebut terlihat memakai jas panjang berwarna coklat, dan scarf di kepala, seperti yang biasa dipakai oleh para wanita lanjut usia di Russia. Wanita tersebut terlihat memegang sesuatu di depan wajahnya, yang diyakini merupakan kamera. Dia terlihat di beberapa foto yang mengabadikan lokasi kejadian pembunuhan tersebut. Bahkan setelah keramaian telah berakhir, ia masih terlihat di sana dan memotret dengan kameranya. Beberapa saat kemudian, FBI meminta melalui pengumuman publik agar Babushka Lady menyerahkan hasil jepretan kameranya (mungkin untuk keperluan penyelidikan), namun ia tidak pernah muncul lagi ke depan umum.

Anastasia putri dari Czar Nicholas II
Kisahnya bermula pada tanggal 17 Juli 1918, Pasukan komunis Bolsheviks Rusia menyerbu Istana dan membantai kaisar Nicholas II, ratu Alexandra dan kelima anak mereka yaitu Olga, Tatiana, Maria, Anastasia dan putra mahkota Alexei beserta pelayan-pelayannya. Revolusi Rusia dimulai dan mengakhiri pemerintahan dinasti Romanov yang telah berlangsung selama 304 tahun. Isu beredar di kalangan masyarakat Rusia bahwa dua anak NIcholas II berhasil lolos dari pembantaian. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya sebuah kuburan Masal pada tahun 1991 di Yekaterinburg di wilayah pegunungan Ural, 900 mil di timur Moskow yang berisi tulang belulang seluruh keluarga kerajaan, didalamnya tidak ditemukan jasad dua anak Czar Nicholas II lainnya. Publik percaya bahwa putra mahkota Alexei dan Anastasia berhasil selamat dan hidup dengan menyembunyikan identitas dirinya.

5. Monalisa ( La Gioconda)

Monalisa adalah
dalah Lukisan minyak di atas kayu poplar yang dibuat oleh Leonardo Da Vinci, Lukisan ini sering dianggap sebagai salah satu lukisan paling terkenal di dunia dan hanya sedikit karya seni lain yang menjadi pusat perhatian. Lukisan ini dimiliki oleh pemerintah Perancis dan dipamerkan di Musee de louvre di Paris. Lukisan setengah badan ini menggambarkan lukisan wanita yang tatapannya menuju pengunjung dengan ekspresi yang sering dideskripsikan sebagai enigmatik atau misterius.Nama atau judul lukisan Mona Lisa berasal dari biografi Giorgio Vasari  tentang Leonardo da Vinci, yang terbit 31 tahun setelah ia meninggal dunia. Di dalam buku ini disebutkan bahwa wanita dalam lukisan ini adalah Lisa Gherardini, istri seorang pengusaha Firenze yang kaya bernama Francesco del Giocondo. 

6.  Wanita Penjelajah Waktu ( Chaplins Charlie The Circus)
Rekaman menunjukkan, perempuan mengenakan jaket sedang berbicara sendiri. Tangan kirinya terangkat ke atas ke arah telinga -- seperti sedang menggunakan telepon genggam (HP). Pemandangan seperti itu sudah jamak di masa kini. Tapi, bagaimana jika kejadiannya di tahun 1928? Pasti yang muncul anggapan liar, mungkin saja perempuan itu penjelajah waktu (time-traveller) yang dikirimkan ke beberapa dekade ke belakang -- dan tanpa disadari jadi cameo film. Atau ia seorang jenius, secara rahasia mengetes teknologi canggih nan rahasia untuk pemerintah -- namun tertangkap kamera di waktu yang salah. Adegan membingungkan ini terekam dalam bagian tambahan Film 'Chaplins Charlie The Circus'  yang dipertunjukkan pada publik di Manns Chinese Theatre di Hollywood. Adalah pembuat film, George Clark yang menemukan rekaman tersebut. Potongan rekaman itu lalu diunggah ke Youtube.Dia telah menunjukkan rekaman ini ke lebih dari 100 orang, dan tak ada satupun bisa memberikan penjelasan pasti.




 

Rabu, 13 Juli 2011

13 KATA "JANGAN" MENUNGGU YANG PERLU DI HINDARI

1. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah, maka kamu kian bahagia.

2. Jangan menunggu kaya baru bersedekah, tapi bersedekahlah, maka kamu semakin kaya.

3. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi.

4. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah dengan orang lain! Maka kamu akan dipedulikan...

5. Jangan menunggu orang memahami kamu baru kamu memahami dia, tâÞi pahamilah orang itu, maka orang itu paham dengan kamu.

6. Jangan menunggu terinspirasi baru menulis. tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.

7. Jangan menunggu proyek baru bekerja, tapi bekerjalah, maka proyek akan menunggumu.

8. Jangan menunggu dicintai baru mencintai, tapi belajarlah mencintai,maka kamu akan dicintai.

9. Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang, tapi hiduplah dengan tenang. Percayalah,. bukan sekadar uang yang datang tapi juga rejeki yang lainnya.

10. Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti, tapi bergeraklah,maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti.

11. Jangan menunggu sukses baru bersyukur. tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu.

12. Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah! Kamu pasti bisa!

13. Jangan menunggu sakit baru menjaga kesehatan, karena pada saat sakit sudah terlambat untuk menjaga kesehatan



Sumber: http://horasbatakcommunity.blogspot.com/2011/07/13-kata-jangan-menunggu-yang-perlu-di.html

Bersyukur

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu …
.Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar …

Bersyukurlah untuk masa-masa sulit …
Di masa itulah kamu tumbuh …

Bersyukurlah untuk keterbatasanmu …
Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang …

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru …
Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu …

Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat …
Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga …

Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih …
Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan …

Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik …
Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut …

Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif …
Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah bagimu …
Berjalanlah mengikuti irama kehidupanmu masing-masing, selesaikanlah setiap masalah yang telah kau perbuat jangan tunggu orang lain menyelesaikannya. Kita akan merasa berada dalam suatu kesuksesan ketika kita bisa berubah lebih baik dari diri kita yang sebelumnya, karna itulah kebahagiaan yang sebenarnya.

Jumat, 01 Juli 2011

Cinta Yang Tulus

Bila kita tak mencintai pekerjaan kita, maka cintailah orang yang bekerja disana, Rasakan kegembiraan dari pertemanan itu dan pekerjaan pun jadi menggembirakan, Bila kita tak mencitai rekan-rekan kerja kita maka cintailah suasana dan gedung kantor kita.

Ini mendorong kita untuk bergairah berangkat kerja dan mel...akukan tugas-tugas dengan lebih baik lagi, Bila juga kita juga tidak bisa melakukanya, cintailah setiap pengalaman pulang pergi dari dan ketempat kerja kita.

Perjalanan yang menyenangkan menjadi tujuan tampak menyenangkan juga, Namun bila kita tak menemukan kesenangan disana, maka cintai apapun yang bisa kita cintai dari kerja kita, tanaman penghias meja, cicak di atas dinding atau gumpalan awan dari balik jendela. Apa saja, Bila kita tak menemukan yang bisa kita cintai dari pekerjaan kita, maka mengapa kita ada di situ? tak ada alasan bagi kita untuk tetap bertahan.

Cepat pergi dan carilah apa yang kita cintai, lalu bekerjalah di sana, Hidup hanya sekali tak ada yang lebih indah sekali melakukan dengan RASA CINTA YANG TULUS.

Cara Mendapatkan Kebahagiaan

jalanilah hidup ini dεngan kεinsafan nurani
Jangan tεrlalu pεrhitungan
Jangan hanya mau mεnang sεndiri
Jangan suka sakiti sεsama apaℓagi tεrhadap mεrεka yang bεrjasa bagi kita
Bεlajarlah, tiada hari tanpa kasih
.Sεlalu bεrlapang dada dan mengalah
Hidup cεria, bεbas lεluasa...
Tak ada yang tak bisa di ikhlaskan....
Dengan begitu hidup akan terasa indah tanpa beban yang memberatkan bagi kehidupan kita, jangan pernah menggantungkan kebahagiaan kepada sesuatu ataupun terhadap orang lain, banyak manusia menganggap orang lain(mis; pacar) adalah sumber kebahagiaan mereka, tak jarang ketika mereka ditinggalkan(misl: putus cinta)  memilih untuk mengakhiri hidupnya karna mereka menganggap kebahagiaan mereka telah lenyap bersama orang yg dicintainya, sebenarnya itu adalah anggapan yang salah kebahagiaan itu datang dari diri kita sendiri dimana ketika kita bisa merasa tenang, damai, dan aman dalam situasi apapun, dimanapun dan bersama siapapun, maka jalanilah hidup ini dengan tenang dan santai nikmatilah apa yang kita dapat.

 
Powered by Blogger