Biar saja kau patahkan leherku
Kau pikir aku akan menangis?
Air mataku terlalu mahal untuk sebuah kesakitan
Lihat saja seberapa jauh aku berjalan tanpa menoleh ke belakang
kau tak usah bimbang
cetakcetak kaki yang kuukir ini adalah pertanda
bahwa aku belum ingin pulang meski telah petang
Meski malam.
Sejak mentari tak lagi menyapa pagi pun
Saat aku kehabisan bekal dan katakatapun
aku tak mau pulang.
Aku petualang
Tongkat di kanan dan peluh di kiri
Aku petualang
Sedang menjemput masa depan
Kutariktarik kupaksapaksa
walau aku harus dibantingbanting terpelanting
Sudahlah
Kau tak mengerti
aku ini petualang yang tak ingin pulang!
sumber : rhea-mahardika.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar